Kesulitan
itu cuma sedikit. Ya, cuma sedikit. Coba perhatikan contoh-contoh berikut
Kelaparan,
sedikit. Lebih banyak yang cukup dan kenyang.
Kemiskinan,
sedikit. Lebih banyak yang cukup dan kaya.
Kematian,
sedikit. Lebih banyak yang sehat dan hidup. Right?
Demikianlah.
Kesulitan itu cuma sedikit. Kurang-lebih inilah salah satu pesan dalam
Al-Baqarah 155-156. Saya menyarankan teman-teman untuk membacanya secara
langsung dan membacanya lebih dari satu kali.
Kadang
kita uring-uringan dengan jerawat. Padahal itu cuma 1 atau 2 jerawat saja.
Lebih banyak lagi bagian wajah kita yang tidak berjerawat.
Kadang
kita uring-uringan dengan nakalnya anak. Padahal itu cuma 5 atau 10 menit saja.
Lebih banyak lagi perilaku anak yang tidak nakal.
Kadang
kita uring-uringan dengan macetnya jalan raya. Padahal itu cuma 10 persen saja.
Lebih banyak lagi ruas jalan yang tidak macet.
Kadang
kita uring-uringan dengan naiknya harga barang. Padahal itu cuma 5 persen saja
dan pada sebagian barang saja. Lebih banyak lagi harga barang yang tidak naik.
Betul apa betul?
Sayangnya,
perhatian kita seringkali lebih tercurah dan tersita pada kesulitan itu,
sembari mengabaikan kemudahan-kemudahan yang ada. Bahkan Allah pun berjanji,
sekiranya ada kesulitan, pasti ada kemudahan.
Guru-guru
kita juga mengajarkan, untuk satu pertanyaan ada berbagai macam potensi
jawaban. Maka, sudah semestinya kita lebih bersyukur. Mengeluh? Ah, buang sikap
ini jauh-jauh.
Sekian
dari saya, Ippho Santosa. Mudah-mudahan bermanfaat. Semoga berkah berlimpah.
Sumber: @IpphoRight
Bukittinggi, -- November 2018
@Amrhy_02
No comments:
Post a Comment